Siamo !
Hai sobat PMR,
udah tahu semua ya mengenai batuk berdahak, kenapa ya "Batuk Berdahak"
harus ditangani secara berbeda?
Batuk berdahak terjadi ketika
paru-paru Anda mengalami infeksi sehingga menghasilkan dahak lebih dari
kadar normal. Akibatnya terdapat dahak pada tenggorokan yang keluar saat
Anda batuk. Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran
pernapasan dari dahak agar dapat bernapas dengan lebih lega.
Batuk berdahak umumnya disebabkan oleh pilek, pneumonia dan sinusitis,
namun kondisi ini dapat juga menjadi gejala penyakit bronkitis kronis,
gagal jantung, dan asma. Makin lama batuk menetap, maka makin tinggi
risiko mendapat penyakit yang lebih serius. Kondisi ini lebih berisiko
terjadi pada perokok dan orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Batuk merupakan kondisi yang relatif umum sehingga jarang diperiksakan
ke dokter. Namun ada saatnya Anda perlu memeriksakan diri untuk mencegah
risiko. Lalu kapan saat yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter?
1. Jika batuk berdahak Anda tidak kunjung sembuh atau bahkan lebih parah, hingga lebih dari sepekan.
2. Jika dahak yang keluar saat batuk berwarna hijau pekat atau merah muda berbusa.
3. Jika terdapat darah dalam dahak Anda.
4. Jika batuk berdahak Anda disertai dengan gejala berupa demam
tinggi, nyeri dada, sesak napas, penurunan berat badan, ruam, mengi,
telinga sakit, sakit kepala yang terus timbul.
5. Jika Anda adalah perokok dan batuk Anda makin parah di malam hari.
6. Jika Anda tiba-tiba merasakan gejala-gejala sakit kepala, nyeri otot, kelelahan.
--Meredakan Batuk Berdahak--
Tidak dibutuhkan antibiotik untuk menangani batuk berdahak atau
penyakit yang disebabkan oleh virus. Untuk infeksi biasa, obat batuk
saja dapat meredakan batuk berdahak, namun jangan berikan obat ini
kepada anak-anak di bawah usia dua tahun.
Berikut ini beberapa karakteristik obat untuk batuk berdahak yang perlu dicermati.
1. Obat batuk biasanya bermanfaat untuk mengencerkan dahak atau
disebut ekspektoran agar dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk. Oleh
karena batuk memang diperlukan untuk mengeluarkan dahak, maka obat untuk
meredakan batuk tidak disarankan.
2. Guaiphenesin atau
bromhexine adalah bahan utama pereda batuk berdahak yang juga aman untuk
ibu hamil. Meski begitu perlu diingat bahwa bahan ini tidak dapat
menyembuhkan kondisi lebih serius yang melatarbelakangi.
3. Jika
batuk disertai demam, konsumsi ibuprofen atau parasetamol yang juga
dapat membantu meredakan sakit pada tenggorokan.
4. Hati-hati
mengonsumsi obat yang mengandung antihistamin yang berguna untuk
meredakan hidung tersumbat, karena bahan ini justru dapat membuat dahak
lebih sulit dihilangkan dari paru-paru.
Aneka macam obat batuk
memang banyak tersedia di pasaran. Namun terdapat kondisi tertentu yang
harus lebih diwaspadai seperti berikut ini.
1. Jika Anda mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, sakit jantung, gangguan tiroid, gangguan pernapasan seperti asma.
2. Jika batuk berdahak diderita balita di bawah dua tahun.
3. Jika Anda sedang menyusui atau hamil sehingga memerlukan obat batuk yang tidak membahayakan bayi.
4. Jika Anda alergi terhadap obat-obatan, terutama kandungan dalam obat batuk.
Pada intinya, penting untuk mengonsumsi obat-obatan dengan label dan
peruntukan yang tepat untuk menangani batuk berdahak. Akan lebih baik
jika obat-obatan yang ingin dikonsumsi dikonsultasikan lebih dulu kepada
dokter.
Akan tetapi sebelum mengonsumsi obat, ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meringankan batuk berdahak.
1. Berkumur dengan air biasa atau air garam setidaknya 60 detik, tiga kali sehari.
2. Perbanyak istirahat dan mengonsumsi cukup air mineral.
3. Jaga suhu tubuh agar tetap hangat. Mandi dengan air hangat dapat membantu mengencerkan dahak.
4. Hindari kontak dengan pengidap flu dan batuk lain.
Anak berusia enam tahun atau sebelum enam tahun disarankan untuk
mengonsumsi bahan alami untuk meredakan batuk, seperti lemon dan madu.
Madu secara alami akan membersihkan tenggorokan dan meredakan iritasi
penyebab batuk. Dengan catatan, madu hanya dapat dikonsumsi oleh anak di
atas usia setahun.
Seperti konsumsi obat pada umumnya, obat
batuk sebaiknya juga tidak dikonsumsi dalam jangka panjang. Umumnya
batuk dapat reda setelah 2-3 minggu, sehingga sebaiknya Anda
memeriksakan diri ke dokter jika setelah masa ini batuk tetap tidak
kunjung reda.
Selain itu, selama batuk, tutupi mulut dengan masker agar batuk tidak menulari orang-orang yang berada di sekitar Anda.
Nah itu dia sobat !
Sumber : (
www.alodokter.com)